Masalah…???? Inilah isi dari dunia ini. Masalah ekonomi, masalah kesehatan, masalah pasangan hidup adalah sebagian kecil dari sedemikian banyak masalah yang dihadapi setiap manusia.
Pada awalnya sejak penciptaan dunia, Tuhan menciptakan segala sesuatu baik adanya. Semua sudah Tuhan sediakan. Makanan tinggal ambil saja, pasangan yang sepadan pun sudah Tuhan sediakan. Tidak perlu mencari sana, mencari sini. Tetapi, semua keindahan itu sirna, dan berubah drastis pada saat manusia mulai tidak taat kepada perintah - Nya.
Contoh yang paling nyata adalah manusia harus berpeluh untuk mencari makanannya, sangat berlawanan dengan kondisi semula dimana makanan hanya mengambil saja.
Hal yang sama juga terjadi pada masalah pencarian pasangan hidup. Pencarian pasangan hidup bisa menjadi suatu masalah cukup pelik, apalagi jika kita sudah sampai merasakan pahitnya suatu penolakan, sakitnya dikhianati, pacaran bertahun-tahun kemudian putus dijalan, atau juga pasangan yang sudah kita yakini itu sebagai milik kita diserobot orang. Sakitnya hati ini… dan akibat yang paling parah adalah menyalahkan Tuhan dan lari dari – Nya. So what gitoe loh?
Semua kesusahan, persoalan dan masalah yang dihadapi manusia bisa digolongkan sebagai bentuk dari:
- Ujian
- Teguran atau hukuman
Masalah sebagai suatu bentuk dari ujian, bisa kita pelajari dari Ayub.
Sedangkan pembahasan saat ini, adalah suatu masalah atau persoalan yang merupakan suatu bentuk dari suatu teguran atau hukuman.
“Apetheia” atau “ketidaktaatan” merupakan sumber munculnya suatu masalah, sebagai bentuk dari teguran atau hukuman.
Di dalam Kitab Yosua 1:7, sangat jelas bahwa apabila kita mau beruntung maka kita diperintahkan untuk tidak menyimpang ke kanan dan ke kiri.
Yosua 1:7 “Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.”
Roma 11:32 “Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan - Nya atas mereka semua.”
Dalam Roma 11:32 diatas tertulis kata “kemurahan - Nya” dan bukan “kasih karunia - Nya”. Adapun perbedaan dari kedua kata tersebut, dalam konteks Iman Kristiani yaitu:
a. Kasih Karunia - Nya diberikan kepada kita, yang mana untuk memperolehnya kita tidak perlu melakukan usaha apapun. Kasih Karunia - Nya adalah berupa Keselamatan yang diberikan gratis, secara cuma-cuma melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib.
b. Kemurahan - Nya diberikan kepada kita, yang mana untuk memperolehnya kita harus melakukan usaha. Usaha tersebut kitalah yang melakukan, dan Tuhan sendiri yang akan merespon usaha tersebut, yaitu dengan memberikan harga yang kurang dari yang seharusnya kita usahakan. Itulah substansi dari kata “kemurahan - Nya”.
Kemurahan demi kemurahan dari Tuhan inilah yang kita usahakan untuk memperolehnya, sebagai jawaban dari setiap persoalan yang ada.
Matius 22:34-40 mengingatkan kita apakah kita sudah benar-benar taat untuk mengasihi Tuhan dan sesama manusia.
Matius 22:34-40
22:34. Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
22:35 dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
22:36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Dimanakah level kita saat ini, sudahkah kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi? Sudahkah kita mengasihi sesama manusia, seperti mengasihi diri sendiri?
Mari kita belajar dari Lukas 10:25-37. Di dalam Lukas 10:25-37, terdapat 4 (empat) Level berbeda, yang bisa mewakili berada di kelompok manakah kita saat ini?
a. Level 1: Apakah kita ada di posisi Penyamun / Perampok atau Dirampok
Perampok merupakan bentuk tingkat kehidupan yang paling bawah di dunia ini. Sementara posisi Dirampok, adalah suatu bentuk kehidupan yang selalu kehilangan apa yang menjadi hak nya.
b. Level 2: Apakah kita berada di posisi Imam atau orang Lewi
Jabatan Imam hanya diberikan kepada orang Lewi saat bertugas melayani. Level 2 ini mewakili orang yang selalu punya alasan untuk tidak berbuat baik menolong sesama dengan berbagai alasan.
c. Level 3: Pemilik Penginapan
Pemilik Penginapan mewakili orang yang selalu punya pamrih, apabila melakukan suatu kebaikan untuk menolong orang lain.
d. Level 4: Orang Samaria
Orang Samaria mewakili orang yang:
- penuh belas kasihan,
- rela berkorban,
- rela merendahkan diri untuk turun dan memberi kesempatan pada orang lain, dan,
- bisa dipercaya,
dalam berbuat baik menolong sesama.
Cara kerja Tuhan Yesus:
- Belajar dari perumpamaan anak yang hilang
Sang anak pergi meninggalkan rumah merantau ke negeri lain dan berfoya-foya, sampai harta yang dibawanya habis. Bahkan sang anak kemudian harus makan dari makanan babi. Sampai pada satu saat sang anak menyadari bahwa dia masih punya Bapa yang kaya raya.
Lalu, sang anak mengambil keputusan untuk pulang ke rumah Bapanya. Sang Bapa menyambut dengan sangat sukacita atas kedatangan sang anak tersebut.
Dari perumpamaan tersebut, bisa dijelaskan bahwa jika ada suatu masalah yang memang timbul karena ketidaktaatan kita, maka diperlukan langkah Pertobatan disertai dengan langkah Berbalik (metanoia) dari cara hidup yang lama. Inisiatif Bertobat dan Berbalik berasal dari diri kita pribadi. Dan Kemurahan Bapa akan menyambut langkah pertobatan kita tersebut.
Tuhan Yesus sudah menyediakan segalanya. Kemurahan – Nya sudah menanti kita. Bersediakah kita untuk keluar dari penjara ketidaktaatan, dan datang menghampiri - Nya? HALELUYA!!!
Kamis, 25 Agustus 2011
Mengatasi Masalah "Si Menu Utama di Penjara Ketidaktaatan"
Diposting oleh andreas_surya di 05.39
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar